Hadapi Kontroversi Keamanan Anak, Roblox Luncurkan Sistem Facial Age Estimation
Daftar Isi
Beberapa tahun terakhir, Roblox itu rasanya kayak mal online buat anak-anak: ramai, penuh warna, dan isinya campur-campur antara game lucu, roleplay, sampai pengalaman aneh yang entah siapa yang buat. Tapi makin ke sini, platform sebesar ini ternyata nggak cuma soal fun lagi. Ada sisi gelap yang belakangan makin sering muncul ke permukaan, terutama soal keamanan pemain muda.
Dari sudut pandang saya sebagai pemain yang ngikutin perkembangan Roblox dari dulu, perubahan 2025 ini kerasa kayak Roblox akhirnya “dipaksa dewasa”. Bukan karena mereka mau, tapi karena keadaan memaksa.
Ketika Pemerintah Mulai Ikut Campur
Biasanya yang ribut soal keamanan anak itu komunitas atau orang tua. Tapi sekarang yang turun tangan justru negara bagian di Amerika, kayak Louisiana sama Texas. Mereka ngamuk karena menganggap Roblox gagal mastiin anak-anaknya aman dari interaksi berbahaya. Dan begitu gugatan hukum muncul, suasananya langsung berubah total. Roblox nggak bisa lagi cuma bilang “kami akan evaluasi”.
Ini bukan lagi kasus kecil yang bisa dilupakan seminggu kemudian. Ini tekanan resmi yang bisa mengubah arah satu perusahaan besar. Game Varian sudah mencari informasi seputar Sistem baru ini, khususnya di Indonesia akan lebih diperketat lagi.
Game Tanpa Rating Mulai Digulung
Salah satu perubahan yang langsung kerasa adalah makin ketatnya akses konten. Game-game yang dulunya bisa dimainkan seenaknya, sekarang mulai dihapus kalau belum punya rating. Anak-anak juga mulai dibatasi aksesnya ke game yang dianggap “terlalu dewasa”. Dari sisi gamer, langkah ini mungkin kelihatan annoying, tapi dari sisi perusahaan, ini kayak langkah penyelamatan wajah.
Saya pribadi merasa langkah ini mendadak banget, tapi masuk akal kalau lihat tekanan yang mereka hadapi.
Facial Age Estimation: Teknologi Baru yang Bikin Banyak Pertanyaan
Di tengah semua keributan ini, Roblox ngenalin fitur facial age estimation. Singkatnya, kamu bisa diminta nunjukin wajah untuk dianalisis sistem. Bukan buat verifikasi identitas resmi sih, tapi sekadar menebak kamu kira-kira masuk kelompok umur mana.
Kelompok umurnya cukup spesifik: di bawah 9, 9–12, 13–15, 16–17, 18–20, dan 20+. Setelah umur kamu dipetakan, interaksi sosialnya ikut diatur ketat. Misalnya, pemain 10 tahun nggak bakal bisa ngobrol sama pemain yang berusia di atas 12. Chat dan voice chat otomatis dibatasi sesuai kategori.
Game Varian ngerti tujuannya supaya anak kecil nggak tiba-tiba ngobrol sama orang dewasa asing, tapi di sisi lain, ini bikin Roblox terasa lebih kaku dari biasanya. Ekosistem yang dulu bebas, sekarang terasa punya pagar tinggi.
Soal Privasi, Banyak yang Belum Yakin
Roblox bilang semua gambar atau video yang dipakai untuk estimasi usia langsung dihapus setelah dianalisis. Kedengarannya bagus, tapi tetap aja banyak yang skeptis. Dunia digital udah sering banget bermasalah soal privasi, jadi wajar kalau orang-orang mikir dua kali.
Dari sudut pandang saya, masalahnya bukan sekadar “data ini disimpan atau tidak”, tapi lebih ke rasa percaya. Ketika sebuah platform yang basis penggunanya anak-anak mulai minta wajah mereka, wajar kalau banyak pihak yang langsung pasang alis.
Reaksi Komunitas: Dari Bingung Sampai Kesel
Komunitas Roblox itu besar banget dan kebanyakan vokal. Jadi ketika perubahan-perubahan besar ini muncul, hasilnya campur aduk. Ada yang bilang ini langkah penting untuk melindungi pemain muda. Ada juga yang ngerasa Roblox jadi ribet dan terlalu mengatur.
Bahkan sampai ada petisi yang cukup besar buat ngekritik CEO Roblox, dan sempat ada drama profil CEO menghilang sementara dari platform. Ini makin nunjukin kalau komunitas nggak cuma diam doang.
Apakah Ini Cukup Untuk Mengatasi Masalah?
Inilah bagian yang sebenarnya masih menggantung. Dari semua langkah yang diambil Roblox, termasuk rating wajib dan facial age estimation, belum ada yang benar-benar bisa memastikan semua celah tertutup. Masalah keamanan anak di internet itu kompleks banget, dan satu fitur baru belum tentu bisa jadi jawaban final.
Menurut saya, Roblox sedang berada di titik di mana mereka harus membuktikan kalau platform sebesar ini benar-benar bisa aman. Kalau facial age estimation berhasil, mungkin ini bisa jadi standar baru industri game. Tapi kalau gagal, orang bakal melihatnya sebagai solusi cepat yang nggak menyentuh akar masalah.
Kesimpulan
Roblox sekarang lagi berada di fase yang sulit. Mereka harus menjaga keseimbangan antara jadi platform kreatif terbuka dan jadi ruang aman buat anak-anak.
Bukan hal mudah, tapi langkah-langkah yang mereka ambil menunjukkan kalau mereka mulai mengambil isu ini lebih serius. Tinggal kita lihat apakah perubahan ini benar-benar bikin Roblox lebih aman, atau malah membuat ekosistemnya terasa makin kaku.



Posting Komentar